Home > News

Makin Banyak yang Enggan Miliki Anak, Angka Kelahiran Korsel Capai Rekor Terendah

Banyak anak muda menunda atau menyerah untuk memiliki bayi dalam menghadapi perlambatan ekonomi dan harga rumah yang tinggi.
Anak muda Korsel tunda miliki anak karena biaya yang tinggi. Foto ilustrasi: Yonhhap
Anak muda Korsel tunda miliki anak karena biaya yang tinggi. Foto ilustrasi: Yonhhap

안녕하세여, 친구들 (Annyeonghaseyo, chingudeul)...

Jumlah bayi yang lahir di Korea Selatan (Korsel) kembali mencapai rekor terendah pada November. Hal ini semwakin mencerminkan krisis populasi yang mengerikan di negeri Gingseng.

Melansir Yonhap, data pemerintah pada Kamis (26/1/2023) menunjukkan sebanyak 18.982 bayi lahir di November. "Angka ini turun 4,3 persen dari tahun sebelumnya," menurut data dari Statistics Korea.

Ini juga menandari angka terendah untuk setiap bulan November sejak badan statistik mulai mengumpulkan data terkait pada tahun 1981. Korsel masih dirundung oleh penurunan kelahiran yang kronis.

Hal ini disebabkan karena banyak anak muda yang menunda atau menyerah untuk memiliki bayi dalam menghadapi perlambatan ekonomi dan harga rumah yang tinggi.Selama periode Januari-November 2022, sebanyak 231.863 bayi lahir, turun 4,7 persen dari tahun sebelumnya.

Tingkat kesuburan totalnya atau jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita seumur hidupnya hanya mencapai 0,79 pada kuartal ketiga. Pada 2021, nilainya berada di 0,81, menandai tahun keempat berturut-turut berada di bawah satu. Itu jauh lebih rendah dari tingkat penggantian 2,1 yang akan membuat populasi Korsel stabil di 51,5 juta.

Korse pertama kali melaporkan lebih banyak kematian daripada kelahiran pada 2022. Negara para idol K-pop juga diperkirakan akan mempertahankan tren tersebut untuk tahun ketiga berturut-turut pada 2022. Selama periode Januari-November, Korsel mencatat 107.004 kematian lebih banyak.

Jumlah kematian mencapai 30.107 pada November, naik 6,1 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, data menunjukkan jumlah pernikahan naik 2,2 persen satu tahun menjadi 17.458 pada November karena lebih banyak orang yang menikah menyusul pelonggaran peraturan Covid-19. Perceraian turun 3,1 persen dalam setahun menjadi 8.498 dalam sebulan.

× Image