Sejarah Korsel Hari Ini: Aktivis Bakar Pusat Kebudayaan Amerika di Busan
SEOUL - Pada 18 Maret 1982, sekelompok aktivis sipil Korea Selatan (Korsel) melakukan serangan pembakaran terhadap Pusat Kebudayaan Amerika di Busan. Pusat itu berada di sekitar 450 kilometer tenggara Seoul.
Melansir Yonhap News Agencies, Jumat (18//3), alasan penyerangan tersebut untuk memprotes dugaan keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam tragedi pembantaian Gwangju.
Tragedi Gwangju pada 1980 menyebabkan ratusan orang tewas. Kala itu, pasukan pemerintah militer menindak warga Gwangju yang memprotes rezim militer. Gwangju berada 330 kilometer barat daya ibukota.
Sentimen Anti Amerika
Pembakaran Pusat Kebudayaan Amerika saat itu dinilai oleh banyak orang Korea sebagai insiden anti-Amerika paling serius di Korsel dalam beberapa dasawarsa. Ini pun dianggap oleh para pembangkang non-Komunis, anggota gereja moderat, dan sumber-sumber Korea lainnya sebagai bukti terbaru dari tumbuhnya sentimen anti-Amerika di antara aktivis radikal non-Komunis.
New York Times melaporkan, dalam insiden di Busan penyerang muda menyebarkan bensin di aula Pusat Kebudayaan Amerika. Akibatnya api melalap lantai pertama gedung berlantai tiga itu.
Kebakaran tersebut juga menewaskan seorang pengunjung pelajar dan melukai beberapa orang yang lain. Tidak ada orang Amerika yang terluka dan pekerjaan segera dilanjutkan di tempat sementara di lantai dua. Namun polisi, yang mengatakan mereka menanyai sekitar 16 ribu orang di seluruh negeri, terutama di Seoul, dan melakukan penggeledahan dari rumah ke rumah di Busan, belum menangkap pelakunya.
"Pembakaran di Pusat Kebudayaan AS di Busan adalah kejahatan paling kejam yang dilakukan pada saat hubungan antara Korea dan Amerika Serikat lebih kokoh daripada waktu lainnya," kata Menteri Dalam Negeri Korsel kala itu Suh Chung Hwa.
Hubungan militer antara Korsel dan AS, yang memiliki hampir 40 ribu prajurit yang ditempatkan di sini, sudah dekat. Ini ditunjukkan oleh latihan militer yang disebut ''Team Spirit '82'' yang melibatkan 100 ribu tentara Korea dan 61.800 tentara Amerika.