AS, Korsel dan Sekutu Khawatir Uji Coba Rudal Terbesar, Korut Justru Bangga
Chingudeul, 안녕하세요 (Annyeonghaseyo)...
Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel) dan sekutu ketar ketir seusai Kim Jong-un memerintahkan buat uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Kamis pekan ini. Namun Korea Utara (Korut) justru berbagangga diri akan kesuksesan uji coba rudal Hwasong-17 yang diluncurkan dari Bandara Internasional Pyongyang.
Negara yang masih resmi berperang dengan Korsel itu menyebut uji rudalnya kemarin sebagai 'kemenangan yang mendebarkan.'
Surat kabar Korut, Rodong Sinmun pada halaman depan koran Sabtu (26/3) memuat judul kesuksesan uji coba rudal terbesarnya sejak 2017. Kira-kira begini judul halaman satu surat kabar itu: "Kami telah melihatnya, dan begitu juga dunia. Dan menambahkan: "Negara kami telah menjadi lebih kuat sekali lagi dan rakyat kami menjadi lebih besar sekali lagi."
Korut pada Jumat (25/3) mengkonfirmasi uji tembak ICBM baru pada hari sebelumnya di bawah perintah langsung pemimpinnya Kim Jong-un. Ini menjadikannya resmi bahwa mereka telah membatalkan moratorium yang diberlakukan sendiri pada peluncuran rudal nuklir dan jarak jauh yang telah sudah ada sejak awal 2018.
Rodong Sinmun kemudian menggambarkan rudal yang diluncurkan itu, Hwangso-17 sebagai rudal yang "terbang seperti panah keadilan dan memamerkan kekuatan militer yang tidak dapat diubah," dan mengatakan ketinggian yang dicapainya adalah ketinggian "martabat bangsa dan rakyat."
Artikel di surat kabar itu menggambarkan pemimpinnya Kim Jong-un, yang mengawasi peluncuran rudal, sebagai "kawan dalam postur agung yang mengangkat kepalan tangan dengan prajuritnya dan meninggalkan kanvas yang akan tetap ada dalam sejarah."
Kim juga menarik perhatian dunia dengan tampil dalam video peluncuran ICBM. Dia mengenakan jaket kulit hitam dan nuansa penerbang, tampilan yang disamakan oleh media asing dengan perubahan "gaya Hollywood" dan penampilan "Top Gun".
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korut juga memuat laporan tentang warga Korut yang berkerumun di sekitar papan buletin untuk membaca berita tentang tes ICBM dengan gembira dan bangga. Sementara itu, Choson Sinbo, surat kabar pro-Korut di Jepang, melaporkan bahwa uji coba ICBM terbaru Korut adalah alat serangan utama yang menargetkan Amerika Serikat dan bertujuan untuk mendapatkan kekuatan luar biasa atas permusuhan AS.
"Tujuan mengembangkan senjata strategis adalah untuk memperoleh kekuatan luar biasa yang akan sepenuhnya mematahkan keinginan Amerika Serikat untuk membuka perang," lapor media tersebut.
"Hwasongpho-17 adalah sarana utama angkatan bersenjata strategis Korea Utara untuk menyerang Amerika Serikat yang berhadapan di seberang Samudra Pasifik," katanya.
Surat kabar itu juga menekankan bahwa tidak ada konflik bersenjata yang akan terjadi jika Washington menarik kebijakan permusuhannya terhadap Pyongyang.
Respon AS, Cina, dan Rusia
Setelah konfirmasi Korut tentang peluncuran, AS langsung mendorong sanksi PBB terhadap uji coba itu. Namun sebaliknya Cina dan Rusia berpendapat agar sanksi dilonggarkan karena akan berimbas pada rakyat Korut.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada 15 anggota Dewan Keamanan PBB pada Jumat (26/3) waktu setempat bahwa dia akan mengusulkan rancangan resolusi untuk memperbarui dan memperkuat rezim sanksi terhadap Korut. Dia tidak memberikan rincian apapun.
Dewan Keamanan PBB terakhir mengadopsi resolusi yang menjatuhkan sanksi pada Desember 2017. Sanksi itu mencakup larangan hampir 90 persen ekspor minyak sulingan ke Korut. Sanksi juga berkomitmen untuk lebih membatasi ekspor minyak bumi jika ada uji coba nuklir lain atau peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM).